1
Trap Kelelawar
Posted by Ahmadsyafii003
on
07.49
in
Edukasi
PERANGKAP KELELAWAR
Terdapat
beberapa jenis perangkap yang dapat digunakan untuk menangkap kelelawar yaitu:
Jaring kabut atau mist net
Jaring kabut atau mist net
Jaring
kabut memiliki kantung utama yang berfungsi sebagai penjebak kelelawar agar
tidak mudah lepas jika telah terjebak di dalam jaring. Dalam satu jaring
terdapat 4-5 kantung utama. Panjang jaring kabut dapat disesuaikan berdasarkan
kebutuhan misalnya, 6 m, 9 m, 12 m, atau 18 m, sedangkan lebarnya 2,7 m dengan
lebar mata jaring (mesh) berukuran 30-32 mm.
Pemasangan
jaring kabut (mist net) yakni jaring kabut dipasang sepanjang jalur lokasi
pengambilan data, yaitu pada daerah yang diduga menjadi lintasan kelelawar
seperti tepi hutan atau pintu hutan, melintang sungai, perbukitan dan daerah
terbuka.
Pemasangan
jaring dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor antara lain: jalur
setapak atau dekat pohon yang sedang berbuah dan berbunga dengan memperhatikan
tutupan kanopi, di atas sungai atau daerah ekoton. Jaring kabut dipasang sore
hari sebelum matahari terbenam, untuk menghindari supaya tidak ada burung yang
terperangkap dan kelelawar tidak bisa mendeteksi adanya jaring 11 kabut yang
dipasang. Agar tidak robek ketika ada kelelawar yang terjerat, maka jaring
kabut harus dijaga atau diawasi dari tempat yang agak jauh. Ada dua cara
memasang jaring kabut, yaitu:
(1) Memakai tiang.
Jaring kabut dipasang pada tiang bambu pada jarak 0,5 – 3 meter di atas
permukaan tanah.
(2) Cara gantung.
Jaring dipasang pada tiang bambu atau digantung di atas ranting
pohon dengan jarak 3 –
15 meter di atas permukaan tanah.
Jaring kabut ini
sebaiknya ditutup (digulung) pada siang hari untuk menghindari burung dan satwa
lain terjebak dalam perangkap.
Hand net / Sweep net
Jaring
untuk menangkap kelelawar secara langsung mirip dengan saringan ikan dan
bertangkai. Penangkapan dengan hand net (jaring tangan) yaitu dengan jaring
tangan biasa digunakan untuk menangkap kelelawar yang ada di dalam gua atau
kelelawar yang terlihat. Jaring tangan biasa digunakan pada saat eksplorasi di
sekitar lokasi pemasangan perangkap. Pengambilan kelelawar dengan menggunakan
hand net bersifat opportunistic atau sangat tergantung pada peluang.
Perangkap harpa
Dinamakan
perangkap harpa karena alat ini menyerupai alat musik harpa, terdiri atas 2
atau 4 layar berwarna bening. Selain layar, juga terdapat tiang penggulung
layar, kantung perangkap, plastik pengarah agar kelelawar yang didapat akan
jatuh ke kantung perangkap. Alat ini bisa dibongkar pasang dengan mudah,
sehingga membawa alat ini sangat mudah kemanapun.
Pemasangan
perangkap harpadengan cara perangkap harpa dipasang pada jalur transek, dekat
sungai atau bekas jalan logging. Perangkap jenis ini harus selalu dipindahkan
ke tempat lain setiap hari selama pengamatan, untuk mengecoh kelelawar dari
kelompok sub Bangsa Microchiroptera yang memiliki kemampuan mengenali
lingkungan dengan mengandalkan pantulan sonar ekolokasi. Perangkap dipasang
pada jarak antara 50 - 100 m. Pemasangan dilakukan sekitar satu jam sebelum
matahari terbenam hingga satu jam setelah matahari terbit pada hari berikutnya.
Satu kali pemasangan perangkap harpa pada durasi tersebut dinamakan sebagai
pemasangan satu malam penuh atau satu trap night (Struebig dan Sujarno, 2006).
Langkah-langkah
dalam pemasangan perangkap harpa antara lain:
(A).
Persiapan pemasangan perangkap harpa
(B).
Pemasangan kerangka bagian samping kanan dan kiri
(C).
Pemasangan kerangka bagian atas dan bawah
(D).
Pemasangan layer harpa
(E).
Pemasangan katung
Tips
pemasangan perangkap harpa
•
Tutup bagian kiri, kanan dan atas sekitar lokasi pemasangan perangkap harpa dengan
menggunakan tumbuhan yang terdapat di sekitarnya untuk menghindari kemungkinan
kelelawar lolos melalui bagian yang terbuka
•
Tutup bagian kiri dan kanan bagian atas kantung kelelawar dengan menggunakan
daun, karena beberapa jenis kelelawar, seperti Murina sp. atau Kerivoula sp.
mampu memanjat keluar kantung melalui bagian ini.
Jejak
(tracks) adalah segala sesuatu yang ditinggalkan oleh satwa
liar yang menjadi penanda kehadiran satwa liar tersebut pada habitat tertentu.
Jejak bisa berupa jejak kaki ( foot print ), bekas-bekas makan ( feeding signs
), bekas cakaran, tempat berkubang, rambut dan bulu, sarang, bau yang
ditinggalkan dan sebagainya ( bismark 2011).
Kucing mempunyai kuku yang unik. Tidak seperti anjing,
kuku kucing dapat ditarik keluar dan kedalam, saat berjalan kuku kucing
dimasukkan. Kecuali saat sedang marah atau mencakar, barulah kukunya
dikeluarkan. Maka dari itukuku kucing tidak tercetak oleh gypsum.
Recording
invent kelelawar adalah merekam suara kelelawar yang memiliki
kemampuan ekolokasi. Ekolokasi memancarkan frekuensi tinggi melalui mulut atau
hidung yang digunakan mendeteksi lingkungan dan dapat menemukan makanan dalam
gelap. Recording invent membantu proses identifikasi spesies kelelawar, karena
batas kemampuan manusia mendengar sampai 20 kHz, sedangkan panggilan kelelawar
berkisar dari 9 kHz sampai 200 kHz.
Metode
Inventarisasi Mamalia Tidak Langsung yaitu menghitung populasi berdasarkan
tanda-tanda khas yang ditinggalkan oleh berbagai jenis satwa liar seperti jejak
satwa dan suara (call count) (Rahmi 2012).
Alat-alat dan Bahan yang dibutuhkan untuk membuat jejak beserta langkah-langkahnya
Alat
dan bahannya yaitu gips, air, tempat adonan, sekop kecil, label, dan spidol
permanen. Cara mencetak jejak dengan bahan gips adalah dengan mengaduk gips
dengan air sampai membentuk adonan yang merata dan tidak terlalu encer
(berstektur seperti pasta gigi). Adonan dituangkan pada permukaan jejak sampai
rata dengan tinggi permukaan tanah di samping jejak. Jejak sebelumnya
dibersihkan dari kotoran seperti dedaunan, kerikil, tanah dan sebagainya. Cetak
gips diangkat setelah cukup keras (15-30 menit). Label identitas dibuat dengan
mencantumkan waktu (tanggal, bulan, tahun). Lokasi/blok hutan, spesies satwa
(jika diketahui), bagian kaki mana yang jejaknya dicetak (jika diketahui), dan
pencetak jejak (Bismark 2011). Fungsi
cetakan jejak adalah sebagai
tanda bukti bahwa di suatu kawasan tersebut terdapat satwa tertentu seperti
hariamau, babirusa, tapir dan lain sebagainya. Meskipun tidak melihat satwa di
suatu kawasan tersebut, cetakan jejak merupakan bukti kuat bahwa di suatu
kawasan tersebut ada satwa yang sesuai dengan cetakan jejak tersebut.
Daftar
pustaka :
Anonim. Bat Inventory. http://www.nps.gov/cany/naturescience/batinventory.htm
Bismark
M. 2011. Prosedur Operasi Standar (SOP)
untuk Survey Keragaman Jenis pada kawasan Konservasi. Bogor (ID) :
International Tropical Timber Organization (ITTO).
Prasetyo
P N, Noerfahmy S, Tata H L. Jenis-Jenis
Kelelawar Khas Agroforest Sumatera. Bogor (ID) : World Agroforestry Centre
(ICRAF) Southeast Asia.
29011224/Inventarisasi-Dan-Sensus-Satwa-Liar
Struebig
MJ, Sujarno R. 2006. Buku Panduan Survey
Kelelawar Hutan Menggunakan Perangkap Harpa. Unpublished. Bogor (ID) : Bat
Conservation International.